Dalam kesempatan tersebut Erson Gempa Afriandi secara umum masalah Perpustakaan Desa adalah sebagai berikut, pertama, Manajemen yang lemah (termasuk administrasi), kedua, SDM yang belum terampil, ketiga, Sarana prasarana yang masih kurang memadai, dan keempat, Belum adanya inovasi untuk membuat program inklusi perpustakan.
Baca Juga: Muhammad Rudi Harapkan REI Hadirkan Hunian Berkelas Dunia di Batam
Untuk menyukseskan program GARDA PUSAKA ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bekerjasama dengan 3 (tiga) Dinas yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Inspektorat Daerah, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).
Dalam agenda kegiatan GARDA PUSAKA Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagai instansi pembina akan berfokus pada materi program TPBIS dan informasi tentang berbagai bantuan pengembangan literasi dari pemerintah pusat sebagai sebuah motivasi dan peluang bagi Desa untuk meningkatkan literasi masyarakat Desa.
Adapun Dinas Pendidikan dan kebudayaan akan berfokus pada materi peningkatan kualitas Sumber daya manusia (SDM) melalui Perpustakaan Desa.
Sedangkan Inspektorat Daerah akan melakukan pembinaan terkait tata cara penggunaan dan pertanggungjawaban dana desa untuk Pembangunan Perpustakaan Desa.
Sedangkan terakhir adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa akan memberikan materi tentang pengalokasian dana desa untuk pembangunan perpustakaan desa.
Dalam laporannya juga Erson menyampaikan kegiatan tersebut diikuti oleh 34 Kepala Desa, program ini diharapkan mampu meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat di Kabupaten Natuna (IPLM).