Upaya mempertahankan kedaulatan NKRI di Laut Cina Selatan tidak hanya melulu berbicara kekuatan militer semata, namun bagaimana menjadikan wilayah Natuna sebagai garda terdepan NKRI menjadi sebuah wilayah maju dengan pemerataan pembangunan sampai ke pulau-pulau.
Baca Juga: Pulau Laut di Tengah Pusaran Konflik Laut Natuna Utara, Potensi dan Dinamika Pembangunan
Kesetiaan masyarakat Natuna terhadap NKRI tidak perlu diragukan lagi. Berpuluh tahun nenek moyang mereka telah menyatakan kesetiannya kepada NKRI. Karena kondisi ini, menjadi sebuah keharusan untuk menjadikan Natuna sebagai etalase dan beranda terdepan NKRI yang menjadi kebanggaan masyarakat di perbatasan.
Natuna Lebih Diperhatikan oleh Tiongkok dan AS daripada Indonesia
Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda selama ini dikenal juga sebagai pengamat maritim dan kelautan. Ia melihat ada perbedaan cara melihat Natuna antara pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Pemerintah pusat melihat Natuna selalu dari peta Indonesia sehingga Natuna itu jauh, pinggir dan ujung, selama 70 tahun lebih. Walaupun Natuna (selalu) menjadi perhatian (sebagai) kawasan strategis tetapi tidak dibangun juga," ucapnya saat ditemui tim Natuna Today di Ruang Kerjanya, Bukit Arai, pada Selasa, 19 Maret 2024.
Terkadang, menurut Rodhial, Pemerintah melihat Kabupaten Natuna itu tidak terlalu penting meskipun sering menjadi isu penting saat berbicara kedaulatan negara. Sementara Amerika Serikat dan dan Tiongkok melihat Natuna dari peta Laut Cina Selatan sehingga mereka menarik ring pangkalannya dari Natuna sejauh 1.000 Km.
Beberapa wilayah di Asean pun masuk dan kini terus memperbesar ringnya hingga 2.000 KM sehingga seluruh ibu kota negara Asean masuk dan natuna berada ditengah-tengahnya.
Baca Juga: Sempat Terputus Akhirnya Pasokan Air Baku di Pulau Laut Kembali Normal
Kemudian Rodhial menjelaskan, Amerika Serikat dan Tiongkok melihat Natuna itu sangat penting sekali karena memiliki letak strategis baik secara geopolitik dan geostrategis.