PIKI Sumut Soroti Tingginya Kemiskinan di Daerah Kantong-kantong Kristen, Ini Datanya

- 30 Januari 2024, 12:44 WIB
PIKI Sumut Soroti Tingginya Kemiskinan di Daerah Kantong-kantong Kristen, Ini Datanya -f/istimewa
PIKI Sumut Soroti Tingginya Kemiskinan di Daerah Kantong-kantong Kristen, Ini Datanya -f/istimewa /

 

NATUNATODAY - Masih tingginya tingkat kemiskinan di 15 kabupaten atau daerah yang menjadi kantong-kantong Kristen di Provinsi Sumatera Utara, menjadi salah satu sorotan DPD Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Provinsi Sumut.

Hal itu disampaikan Ketua DPD PIKI Sumut, Dr Naslindo Sirait SE MM dalam Refleksi Awal Tahun dan Focus Group Discussion (FGD) Tahun 2024 yang digelar PIKI Sumut, di Aula DPD PIKI Sumut, Jalan Harmonika Baru, Medan, Sabtu, 27 Januari 2024.

Naslindo memaparkan data BPS. Pada tahun 2023 masih terdapat penduduk miskin sekitar 8,15 % atau 1,2, juta di Sumut, dimana masih besar golongan individu yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, bersekolah, dan berobat ke rumah sakit.

Naslindo Sirait menilai bahwa harus ada peran-peran sentral lembaga keumatan dan juga gereja.

Baca Juga: Hasil Riset Terbaru INDEF: Kampus UMKM Shopee Program Pelatihan Paling Populer

"Yang menjadi perhatian gereja adalah bahwa persentase kemiskinan di kantong-kantong Kristen dalam catatan kami ada 15 kabupaten, persentasenya kemiskinan lebih tinggi dari kabupaten lain, yakni 11, 82 persen, bahkan di Nias tingkat kemiskinan mencapai 18 persen," ungkap Naslindo.

15 Daerah Kristen Kantong Kemiskinan:

Nias Barat 22,81%
Nias Utara 21,79%
Nias Selatan 16,39%
Nias 15,10%
Gunungsitoli 14,78%
Samosir 11,66%
Tapanuli Tengah 11,50%
Humbang Hasundutan 8,69%
Tapanuli Utara 8,54%
Toba 8,04%
Simalungun 7,87%
Dairi 7,47%
Karo 7,98%
Pakpak Bharat 7,54%
Pematang Siantar 7,24%.
Semestinya tidak demikian persentase kemiskinan di daerah kantuog-kantong Kristen. Pasalnya daerah-daerah itu memiliki sumber daya alam yang luar biasa, yang ironisnya belum mampu untuk memberikan kesejahteraan.

"Maka pertanyaan kritisnya, dimana peran kita? Dimana peran gereja, bagaimana firman yang ditaburkan berbuah kesejahteraan? Inilah yang menjadi perenungan kita, untuk mengentaskan warga gereja tersebut dari kemiskinan," jelas Naslindo Sirait.

Halaman:

Editor: Dani Ramdani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah