Hal senada juga disampaikan Bidin, praktisi rehabilitasi mangrove dari Batam. Sistem penaman di Natuna cenderung lebih cocok menggunakan sistem pagar berjarak.
Sistem pagar berjarak dimaksud menggunakan kayu sebagai pelindung dari sampah, serta menjaga polybag agar tidak bergeser karena arus laut.
Baca Juga: Kolaborasi Kementerian dalam RUU Kelautan: Apa Kata Sturman Panjaitan?
"Kalau proses awal penanaman akarnya yang tumbuh bergeser karena pasang surut, dia bisa mati," ungkap Bidin.
Dikatakannya, menanam mangrove boleh dibilang susah-susah gampang. Mudah dalam penanaman, akan tetapi susah dalam perawatan.
Bahkan ia pernah punya pengalaman menanam sekitar 70.000 benih mangrove pada tahun 2002, namun yang hidup hanya sekitar 6.000 batang.
"Ini menjadi pelajaran pahit bagi saya. Tapi dari situ saya terus belajar bagaimana agar berhasil menanam mangrove," pungkasnya.***